ANCAS merupakan majalah pertama di wilayah Banyumas yang menggunakan bahasa Jawa Banyumasan. Terbitnya majalah ANCAS dilatarbelakangi oleh keprihatinan para pendiri ANCAS atas fenomena semakin hilangnya bahasa Banyumasan sebagai ciri khas budaya Banyumas yang cablaka, terutama dikalangan anak-anak muda Banyumas.
Berdirinya majalah ANCAS tak lepas dari peran “orang-orang” Yayasan Sendang Mas. Organisasi ini pernah membidani transformasi Sekolah Menengah Karawitan Indonesia Banyumas menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3.
Setelah mengawal sekolah ini hingga berstatus negeri, salah satu anggota, Ahmad Tohari ngotot mempertahankan lembaga tersebut. Dia mengusulkan untuk menerbitkan sebuah media guna membantu pemerintah melestarikan bahasa dan sastra daerah.
"Atas prakarsa orang-orang tersebut, mereka kemudian melakukan musyawarah untuk merintis penerbitan media cetak dengan menggunakan bahasa Banyumasan dalam format majalah yang terbit bulanan. Tidak hanya itu, jajaran pemerintah kabupaten Banyumas, dalam hal ini adalah bupati Banyumas, Mardjoko turut memfasilitasi berdirinya majalah ANCAS. Dengan tagline Kalawerta Penginyongan ahirnya upaya melestarikan bahasa Banyumasan terealisasi melalui penerbitan edisi perdana majalah ANCAS yang terbit pada tanggal 6 April 2010".
Adapun nama ANCAS disepakati sebagai nama majalah karena mengandung arti tujuan, mengaktualkan kembali bahasa dan budaya banyumasan. Dijual dengan harga Rp 10.000 per eksemplar, ANCAS baru bisa menutup biaya cetak dan honor ala kadarnya bagi para pengasuh. Seperti yang sering dikatakan Ahmad Tohari, majalah ini sampai sekarang masih menjadi media perjuangan.
Edisi pertama majalah ANCAS tersebut terdiri dari 36 halaman yang secara garis besar berisi berbagai informasi seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Rubrik Tuladha misalnya, berisi informasi tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah bangsa ini, terutama tokoh-tokoh yang berasal dari wilayah budaya Banyumas. ANCAS juga menyediakan kolom sastra melalui rubrik Cerkak dan Guritan. Tidak hanya itu, rubrik yang disajikan berfariasi. Ada Wigati (laporan utama), Suguh (tajuk rencana), Klangenan, Dopokan, Laras, Nguda Rasa. Beberapa rubrik lain adalah Urun Rembug, Kloyong, dan untuk artikel lepas bisa dimasukan pada kolom Ujar.
"Pemimpin Umum pertama majalah ANCAS dijabat HM Santoso, mantan Sekda Banyumas yang juga ketua Yayasan Sendang Mas. Tetapi Santoso hanya bergabung selama setahun karena meninggal. Kemudian digantikan oleh Dr H Pudjo Sumedi AS. SE, MEd, mantan atase Pendidikan Kedubes RI di Timur Tengah"
Majalah ANCAS yang terbit bulanan dengan tiras 8.000 eksemplar, lebih banyak beredar di kalangan dunia pendidikan. Tak mengherankan kalau majalah ini dikenal sebagai majalah pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan area distribusi selain di eks Karesidenan Banyumas (Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara) juga sampai ke Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bali, Kalimantan dan Papua.
7 comments:
mantab nih.. semoga di daerah lain juga segera menyusul. sebuah hal sederhana namun bisa menjadi pendorong lestarinya budaya bahasa daerah yang beragam..
saluut. :)
trims mas Zuhdi? kebetulan saya juga nyambi menjadi awak majalah tersebut..
Trimakasih Kunjungannya
mudah-mudahan sampe ke luar negri sya bsa bayangkan wong luar ngomong ngapak.makyozzz.....
Mas Tio: Banyak saudara saya yang kebetulan kerja dikorea selatan. dan mereka selalu, terutama yang dari banyumas, menggunakan lobat ngapak-ngapak...trims atas kunjungannya mas Tio? Rika sehat mbok?
Nyong manggon nang bogor. keprimen carane ulih majalah ANCAS?. karo nek langganan keprimen carane?
mas Anonim, ngapura tembe sempet buka blog. nek rika pengin langganan ancas gari telp / sms meng no kie..085721261785. ngomong-2 rika jenenge sapa yah?
Wonderful beat ! I wish to apprentice while you amend your
web site, how can i subscribe for a blog site? The account aided me a acceptable
deal. I had been tiny bit acquainted of this your broadcast offered
bright clear idea
my blog - how to get your ex back fast
Post a Comment